wuih baru sadar aku udah buat 3 short movie yang amatir sumpah hahaha....tinggal ijin ke anak-anak
boleh di upload atau ngga hehehe...yang bikin kecewa video terakhir yang buat lomba musical sih.
Drama musical pertama yang aku buat dan salah take,kostum dan setting belum sempurna jadi
kecewa juga sih....cuma tak apalah semoga bisa buat lagi.
alamt linknya menyusul ya ^_^
makan,nonton, dan melakukan perjalanan adalah sesuatu yang diinginkan oleh jiwa setiap manusia. Dengan atau Tanpa disadari oleh mereka. Gue juga baru menyadarinya sekarang, bahwa gue memerlukan ini semua. Jangan sia-siakan anugerah itu....lo hidup untuk mengalami kegembiraan ini...mari gembul bersama
Jumat, 09 September 2016
Kamis, 12 Mei 2016
DEMAM
Ternyata saya bisa demam....setelah bertahan eh akhirnya ambruk juga sediiiiiihhhh T_T
setelh mendapat kabel posting beberapa hal ah hahahaha walau stress tetep mencyukuri hidup ya
setelh mendapat kabel posting beberapa hal ah hahahaha walau stress tetep mencyukuri hidup ya
Rabu, 02 Maret 2016
Semar Gugat
tanggal 9 aku diajak nonton Semar Gugat nya Teater Koma jadi gak sabar. Pertama aku baca tuh
naskah untuk tugas kuliah trus tertarik dan jadi penasaran deh.
Tadi juga liat proses latihan takarazuka....makin kagum sama orang teater ckckckck
naskah untuk tugas kuliah trus tertarik dan jadi penasaran deh.
Tadi juga liat proses latihan takarazuka....makin kagum sama orang teater ckckckck
FUFUFUFU
Jaman gini minta kode-kodean emang situ ngecengin detektif ? pembuat teka-teki silang ?
from me
from me
naskah drama final part
III
Hari berganti menjadi pagi hari,sebelum matahari terbit Andin dan Adna
melanjutkan perjalanannya dan mereka sampai di tepian sungai tak jauh dari
markas rahasia pemerintah
Andin : Lihat kita semakin dekat dengan markas mereka
Terlihat papan petunjuk arah dan tulisan “Selamat Datang di Markas Rahasia
Kementerian”
Dalang : (ikut bergabung) Apanya yang rahasia ? Tulisan sebesar itu
Prajurit : (muncul di samping Dalang) Mengapa kalian bergaya seperti membaca
tulisan dari jauh ? Aku saja bisa menyentuhnya.
Adna : Kalian datang untuk menganggu atau membantu jalannya cerita ini ?
Dalang : hu...begitu saja marah..
Adna : Jadi kau tetap mengantar surat itu ?
Andin : (menatap lurus ke papa petunjuk ) Tentu saja,sebentar lagi kita akan sampai di
markas rahasia kementerian. Sebentar lagi akan ada tindakan untuk menuju perdamaian
yang selama ini kita cita-citakan. (menoleh menatap Adna yang berdiri tak jauh darinya)
Setengah hari perjalanan dan kita akan menyelesaikan misi kita.
Adna : Begitu ya? Berarti sebentar lagi kita akan menyelesaikan misi ini dan ada
kemungkinan perang ini selesai
Andin : Begitulah. Sekarang kita tidak usah istirahat,kita tetap teruskan perjalanan saja.
Semakin cepat semakin baik, di tempat terbuka seperti ini akan lebih mudah
mengalahkan lawan.
Adna : (tidak bergerak dari tempatnya,mencabut pedang dan mengarahkan pada Andin)
Tidak perlu tergesa-gesa,padahal aku menyukai keadaan ini.
Andin : (terkejut) apa maksud pedangmu itu? Mengapa kau mengarahkannya
padaku?Ada apa Adna?
Adna : Tidak ada apa-apa sungguh semua baik-baik saja Andin, hanya saja selama ini
aku selalu mendengarkanmu dan sekarang aku minta supaya kamu yang mendengarkan
aku. Aku terlanjur menyukai keadaan ini,bukankah kau juga menyukainya ? Kau selalu
menanti pelajaran strategi dengan tidak sabar, kau selalu menyeretku ke dalam
bahaya,kau selalu bersemangat saat kita harus bertempur. Sekarang impianmu
terwujud,kau seharusnya senang
Andin : Kau gila Adna,apakah pikiranmu sudah kacau? Apa maksud perkataanmu ?
Adna : Aduh Andin sayang (geleng2 kepala dengan tawa ringan) apakah kau tidak sadar
juga ? Aku menyukai keadaan ini,bukankah ini keadaan yang kau nanti-nantikan ?
Bukankah sejak dulu kau selalu berkata (mengubah menjadi suara anak perempuan)
‘Adna,coba kalau kita terjun ke pertempuran yang sesungguhnya’,atau ‘Adna tadi aku
berhasil mengalahkan kakak kelas lho.’
Andin : Tapi aku tidak bersungguh-bersungguh, ya maksudku tidak dalam arti
sesungguhnya. Bukan saat ini....ah ayolah Adna,jangan bergurau terus.
Dalang : Ck..ck...hati-hatilah jika berharap nak,karena sekecil apapun permintaanmu
kalau diucapkan sungguh-sungguh akan terkabul
Adna : Nah...nah dengarkan dalang itu,itu benar.Lagipula apa aku tampak seperti sedang
bercanda sayang ? Aku selama ini sudah berpikir kalau memang tiba saatnya kita akan
berpisah. Aku masih bertahan karena kau sahabatku, ya setidaknya aku enggan
membunuhmu saat ini.Karena itu sebaiknya kau bergabung denganku,kau akan bertemu
dengan orang yang mengetahui rahasia masa lalumu.
(Andin tampak bingung,ia masih shock mendengar pengakuan Adna,ia hanya
berdiri diam dan sesekali ia tampak ingin melangkah maju,apalagi mendengar soal
masa lalunya sudah membuatnya maju satu langkah)
Andin : (dengan suara gemetar,masih tidak percaya) Sejak kapan...sejak kapan kau
merencanakan semua ini ?
Adna : Sejak kau merebut kepopuleranku. Sejak kau merebut seluruh perhatian orang-
orang,merebut jabatanku dan ketika kau berhasil mengalahkanku. Aku membenci semua
hal tentangmu...tapi aku harus bersahabat denganmu atau Paul akan curiga.
Andin : (terkejut)Apa hubunganmu dengan Paul ? Tunggu apakah kau yang
membunuhnya?
Adna : (tertawa keras) Kamu lucu...dia itu memang sudah terbunuh,sudah mati. Mana
bisa dibunuh lagi....tapi memang aku yang menghancurkannya saat penyerangan di
Orlando,dia mengetahui pengkhianatanku.
Andin : (berbisik tidak percaya) Adna...kau....kenapa kau melakukan hal itu? Dia..dia
adalah sahabat kita...
Adna : (tertawa geli) Dalam peperangan hal seperti itu wajar. Semua perbuatan akan
dimaklumkan,apakah kau tidak tahu itu ? Ah...sudahlah sekarang...ayo bergabung
denganku. (mengulurkan tangan)
Andin : (mencabut pedangnya) Maaf Adna,lebih baik kau membunuhku daripada aku
berkhianat.
Terjadi pertempuran sengit dan Andin kalah,ia terkena serangan Adna. Saat
hendak dibunuh seseorang menyelamatkannya dan mereka menghilang.
Seorang pemuda muncul di tengah panggung,tampan namun tatapannya datar
tanpa memancarkan emosi
Dalang : Kamu ngapain di sini? Kamu gak ada giliran tampil
Pemuda (Samuel) : Tadi di awal-awal babak namaku disebut
Dalang : Iya tapi kamu gak ada giliran
Pemuda (Samuel) : Yah...tapi aku mau main...
Dalang : Prajurit
Prajurit : Yes Dalang,wah kamu mundur dulu. Nanti ada giliran untuk maju kok.
Pemuda (Samuel) : Janji ya.
(Prajurit berhasil mendorong pemuda tersebut keluar panggung,kemudian balik ke
panggung menemani Dalang)
Dalang : Yah...memang Andin kalah tetapi ia memilij jalan yang dianggapnya benar
walaupun harus mennghadapi orang-orang yang pernah hadir dalam hidupnya. Andin
akhirnya bergabung dengan Ryan,orang yang menyelamatkannya yang ternyata adalah
saudaranya, kemudian Shadow muncul siap membaktikan diri.
Di sisi lain Adna bergabung dengan Samuel,mantan kekasih Andin yang amnesia dan
Victor,ayah Andin.
Prajurit : Memang begini perang,keadaan yang menipu dan membuat lelah mental.
Keadaan berubah,lawan menjadi kawan,kawan menjadi lawan. Musuhmu bisa jadi
saudaramu,kekasihmu atau orang terdekatmu yang lain. Saat seperti itu kau akan
dihadapkan pada pilihan jalan....
Dalang : (memotong) intinya jangan sampai ada perang deh,jangan lama-lama nanti
penontonnya pada pulang.
Prajurit : Baiklah kalau begitu. Lalu mengenai saya, nanti saya akan tewas dalam
pertempuran
Dalang : Saya akan tewas juga kalau dikehendaki pengarang. Kami mengucapkan terima
kasih,selamat malam,ciptakan perdamaian selalu.
Hari berganti menjadi pagi hari,sebelum matahari terbit Andin dan Adna
melanjutkan perjalanannya dan mereka sampai di tepian sungai tak jauh dari
markas rahasia pemerintah
Andin : Lihat kita semakin dekat dengan markas mereka
Terlihat papan petunjuk arah dan tulisan “Selamat Datang di Markas Rahasia
Kementerian”
Dalang : (ikut bergabung) Apanya yang rahasia ? Tulisan sebesar itu
Prajurit : (muncul di samping Dalang) Mengapa kalian bergaya seperti membaca
tulisan dari jauh ? Aku saja bisa menyentuhnya.
Adna : Kalian datang untuk menganggu atau membantu jalannya cerita ini ?
Dalang : hu...begitu saja marah..
Adna : Jadi kau tetap mengantar surat itu ?
Andin : (menatap lurus ke papa petunjuk ) Tentu saja,sebentar lagi kita akan sampai di
markas rahasia kementerian. Sebentar lagi akan ada tindakan untuk menuju perdamaian
yang selama ini kita cita-citakan. (menoleh menatap Adna yang berdiri tak jauh darinya)
Setengah hari perjalanan dan kita akan menyelesaikan misi kita.
Adna : Begitu ya? Berarti sebentar lagi kita akan menyelesaikan misi ini dan ada
kemungkinan perang ini selesai
Andin : Begitulah. Sekarang kita tidak usah istirahat,kita tetap teruskan perjalanan saja.
Semakin cepat semakin baik, di tempat terbuka seperti ini akan lebih mudah
mengalahkan lawan.
Adna : (tidak bergerak dari tempatnya,mencabut pedang dan mengarahkan pada Andin)
Tidak perlu tergesa-gesa,padahal aku menyukai keadaan ini.
Andin : (terkejut) apa maksud pedangmu itu? Mengapa kau mengarahkannya
padaku?Ada apa Adna?
Adna : Tidak ada apa-apa sungguh semua baik-baik saja Andin, hanya saja selama ini
aku selalu mendengarkanmu dan sekarang aku minta supaya kamu yang mendengarkan
aku. Aku terlanjur menyukai keadaan ini,bukankah kau juga menyukainya ? Kau selalu
menanti pelajaran strategi dengan tidak sabar, kau selalu menyeretku ke dalam
bahaya,kau selalu bersemangat saat kita harus bertempur. Sekarang impianmu
terwujud,kau seharusnya senang
Andin : Kau gila Adna,apakah pikiranmu sudah kacau? Apa maksud perkataanmu ?
Adna : Aduh Andin sayang (geleng2 kepala dengan tawa ringan) apakah kau tidak sadar
juga ? Aku menyukai keadaan ini,bukankah ini keadaan yang kau nanti-nantikan ?
Bukankah sejak dulu kau selalu berkata (mengubah menjadi suara anak perempuan)
‘Adna,coba kalau kita terjun ke pertempuran yang sesungguhnya’,atau ‘Adna tadi aku
berhasil mengalahkan kakak kelas lho.’
Andin : Tapi aku tidak bersungguh-bersungguh, ya maksudku tidak dalam arti
sesungguhnya. Bukan saat ini....ah ayolah Adna,jangan bergurau terus.
Dalang : Ck..ck...hati-hatilah jika berharap nak,karena sekecil apapun permintaanmu
kalau diucapkan sungguh-sungguh akan terkabul
Adna : Nah...nah dengarkan dalang itu,itu benar.Lagipula apa aku tampak seperti sedang
bercanda sayang ? Aku selama ini sudah berpikir kalau memang tiba saatnya kita akan
berpisah. Aku masih bertahan karena kau sahabatku, ya setidaknya aku enggan
membunuhmu saat ini.Karena itu sebaiknya kau bergabung denganku,kau akan bertemu
dengan orang yang mengetahui rahasia masa lalumu.
(Andin tampak bingung,ia masih shock mendengar pengakuan Adna,ia hanya
berdiri diam dan sesekali ia tampak ingin melangkah maju,apalagi mendengar soal
masa lalunya sudah membuatnya maju satu langkah)
Andin : (dengan suara gemetar,masih tidak percaya) Sejak kapan...sejak kapan kau
merencanakan semua ini ?
Adna : Sejak kau merebut kepopuleranku. Sejak kau merebut seluruh perhatian orang-
orang,merebut jabatanku dan ketika kau berhasil mengalahkanku. Aku membenci semua
hal tentangmu...tapi aku harus bersahabat denganmu atau Paul akan curiga.
Andin : (terkejut)Apa hubunganmu dengan Paul ? Tunggu apakah kau yang
membunuhnya?
Adna : (tertawa keras) Kamu lucu...dia itu memang sudah terbunuh,sudah mati. Mana
bisa dibunuh lagi....tapi memang aku yang menghancurkannya saat penyerangan di
Orlando,dia mengetahui pengkhianatanku.
Andin : (berbisik tidak percaya) Adna...kau....kenapa kau melakukan hal itu? Dia..dia
adalah sahabat kita...
Adna : (tertawa geli) Dalam peperangan hal seperti itu wajar. Semua perbuatan akan
dimaklumkan,apakah kau tidak tahu itu ? Ah...sudahlah sekarang...ayo bergabung
denganku. (mengulurkan tangan)
Andin : (mencabut pedangnya) Maaf Adna,lebih baik kau membunuhku daripada aku
berkhianat.
Terjadi pertempuran sengit dan Andin kalah,ia terkena serangan Adna. Saat
hendak dibunuh seseorang menyelamatkannya dan mereka menghilang.
Seorang pemuda muncul di tengah panggung,tampan namun tatapannya datar
tanpa memancarkan emosi
Dalang : Kamu ngapain di sini? Kamu gak ada giliran tampil
Pemuda (Samuel) : Tadi di awal-awal babak namaku disebut
Dalang : Iya tapi kamu gak ada giliran
Pemuda (Samuel) : Yah...tapi aku mau main...
Dalang : Prajurit
Prajurit : Yes Dalang,wah kamu mundur dulu. Nanti ada giliran untuk maju kok.
Pemuda (Samuel) : Janji ya.
(Prajurit berhasil mendorong pemuda tersebut keluar panggung,kemudian balik ke
panggung menemani Dalang)
Dalang : Yah...memang Andin kalah tetapi ia memilij jalan yang dianggapnya benar
walaupun harus mennghadapi orang-orang yang pernah hadir dalam hidupnya. Andin
akhirnya bergabung dengan Ryan,orang yang menyelamatkannya yang ternyata adalah
saudaranya, kemudian Shadow muncul siap membaktikan diri.
Di sisi lain Adna bergabung dengan Samuel,mantan kekasih Andin yang amnesia dan
Victor,ayah Andin.
Prajurit : Memang begini perang,keadaan yang menipu dan membuat lelah mental.
Keadaan berubah,lawan menjadi kawan,kawan menjadi lawan. Musuhmu bisa jadi
saudaramu,kekasihmu atau orang terdekatmu yang lain. Saat seperti itu kau akan
dihadapkan pada pilihan jalan....
Dalang : (memotong) intinya jangan sampai ada perang deh,jangan lama-lama nanti
penontonnya pada pulang.
Prajurit : Baiklah kalau begitu. Lalu mengenai saya, nanti saya akan tewas dalam
pertempuran
Dalang : Saya akan tewas juga kalau dikehendaki pengarang. Kami mengucapkan terima
kasih,selamat malam,ciptakan perdamaian selalu.
naskah drama part 2
II
(Andin dan Adna memasuki panggung dengan membawa pedang,sedangkan
belatinya di selipkan di pinggang,langkah mereka berhenti di dekat sungai)
Adna : Kita istirahat di sini saja,besok pagi kita lanjutkan perjalanan lagi.(meletakkan
pedang di sisinya dan melepas mantelnya)
Andin : (membuka peta) Setelah melewati hutan dan menyeberangi sungai kita akan
sampai di markas rahasia pemerintah dan selesailah tugas kita. Tapi apakah dengan
sampainya surat ini perdamaian akan benar-benar terwujud? Bagaimanapun perang ini
telah berlangsung selama tujuh tahun,pasti akan sulit menghentikannya. Adna,bagaimana
pendapatmu (menoleh dan melihat sahabatnya sibuk membuka bekal) Adna ! (berseru
jengkel dan gemas),kau ini diajak diskusi malah sibuk sendiri.
Adna : (melihat Andin dengan tatapan polos ) Aku lapar dan lelah, otakku ini sudah
mulai berhenti untuk berpikir, jangan kau bebani dengan kekhawatiranmu itu. Masalah
usaha perdamaian sudah diatur oleh yang diatas,kita hanya bertugas menyerahkan surat
ini. Sesuatu yang mudah jangan kau persulit,nanti kau susah untuk mengatasi hal mudah
itu karena kau terus berpikir yang justeru bisa mempersulitnya.
Andin : (melihat Adna dan duduk di sampingnya,pedangnya tetap dalam genggamannya
) Kau tampak santai sekali, tidakkan kau menyadari kalau misi kita kali ini menentukan
segalanya. Bahkan ada kemungkinan musuh mengetahui rencana kita dan sedang bersiap-
siap untuk menyergap kita,apa kau tidak mengkhawatirkan hal itu ?
Adna : (berhasil membuka ikatan kain dan mengambil sepotong sandwich kemudian
menawarkannya pada Andin ) Kita bukan orang baru dalam hal ini, bukankah kita berdua
andalan Orlando Academy ? Akademi militer terkemuka di dimensi sihir yang
mengijinkan murid-muridnya untuk membawa pedang,tempat dimana mendidik murid-
muridnya untuk menghadapi pertempuran....sekolah yang....
Andin : (memotong dengan cepat dan mengambil sandwich yg ditawarkan) iya iya aku
tahu aku tahu. Hanya saja aku heran dengan sikap tenangmu..apakah keadaan ini yang
membuatmu bisa bersikap tenang ?
Adna : Mungkin saja begitu. Terkadang bila kita di hadapkan pada keadaan yang tidak
kita inginkan mau tidak mau kita harus menjadi lebih dewasa dari sebelumnya.
Andin : Dan menjadi lebih cerewet dari sebelumnya. Jangan terlalu berteori,kau
mengambil pekerjaan dalang kalau begitu.
Adna : (protes) Andin aneh. Dibecandain ngomel,ditanggap serius malah protes. Ya
sudah malam ini kita bergantian jaganya sekarang kamu tidur saja, aku akan berjaga-jaga
sekarang.
Andin : Selamat malam Adna,selamat malam dalang,selamat malam para
penonton..selamat tidur.(hening)...Adna,apakah kita akan menemui kedamaian?
Adna : (hanya diam tanpa menjawab) (tak berapa lama terdengar dengkuran Andin)
Selamat tidur sahabatku.
(Andin dan Adna memasuki panggung dengan membawa pedang,sedangkan
belatinya di selipkan di pinggang,langkah mereka berhenti di dekat sungai)
Adna : Kita istirahat di sini saja,besok pagi kita lanjutkan perjalanan lagi.(meletakkan
pedang di sisinya dan melepas mantelnya)
Andin : (membuka peta) Setelah melewati hutan dan menyeberangi sungai kita akan
sampai di markas rahasia pemerintah dan selesailah tugas kita. Tapi apakah dengan
sampainya surat ini perdamaian akan benar-benar terwujud? Bagaimanapun perang ini
telah berlangsung selama tujuh tahun,pasti akan sulit menghentikannya. Adna,bagaimana
pendapatmu (menoleh dan melihat sahabatnya sibuk membuka bekal) Adna ! (berseru
jengkel dan gemas),kau ini diajak diskusi malah sibuk sendiri.
Adna : (melihat Andin dengan tatapan polos ) Aku lapar dan lelah, otakku ini sudah
mulai berhenti untuk berpikir, jangan kau bebani dengan kekhawatiranmu itu. Masalah
usaha perdamaian sudah diatur oleh yang diatas,kita hanya bertugas menyerahkan surat
ini. Sesuatu yang mudah jangan kau persulit,nanti kau susah untuk mengatasi hal mudah
itu karena kau terus berpikir yang justeru bisa mempersulitnya.
Andin : (melihat Adna dan duduk di sampingnya,pedangnya tetap dalam genggamannya
) Kau tampak santai sekali, tidakkan kau menyadari kalau misi kita kali ini menentukan
segalanya. Bahkan ada kemungkinan musuh mengetahui rencana kita dan sedang bersiap-
siap untuk menyergap kita,apa kau tidak mengkhawatirkan hal itu ?
Adna : (berhasil membuka ikatan kain dan mengambil sepotong sandwich kemudian
menawarkannya pada Andin ) Kita bukan orang baru dalam hal ini, bukankah kita berdua
andalan Orlando Academy ? Akademi militer terkemuka di dimensi sihir yang
mengijinkan murid-muridnya untuk membawa pedang,tempat dimana mendidik murid-
muridnya untuk menghadapi pertempuran....sekolah yang....
Andin : (memotong dengan cepat dan mengambil sandwich yg ditawarkan) iya iya aku
tahu aku tahu. Hanya saja aku heran dengan sikap tenangmu..apakah keadaan ini yang
membuatmu bisa bersikap tenang ?
Adna : Mungkin saja begitu. Terkadang bila kita di hadapkan pada keadaan yang tidak
kita inginkan mau tidak mau kita harus menjadi lebih dewasa dari sebelumnya.
Andin : Dan menjadi lebih cerewet dari sebelumnya. Jangan terlalu berteori,kau
mengambil pekerjaan dalang kalau begitu.
Adna : (protes) Andin aneh. Dibecandain ngomel,ditanggap serius malah protes. Ya
sudah malam ini kita bergantian jaganya sekarang kamu tidur saja, aku akan berjaga-jaga
sekarang.
Andin : Selamat malam Adna,selamat malam dalang,selamat malam para
penonton..selamat tidur.(hening)...Adna,apakah kita akan menemui kedamaian?
Adna : (hanya diam tanpa menjawab) (tak berapa lama terdengar dengkuran Andin)
Selamat tidur sahabatku.
Naskah Drama hasil tugas kuliah
vE. ADINDA PROBORINI
07 4114 011
PENULISAN NASKAH DRAMA
TEKS AKHIR PENULISAN NASKAH DRAMA
Ketika Kedamaian Menghilang
(Di Persimpangan Kehidupan)
I
( Di tengah panggung tampak patung berwujud pria dengan tubuh besar,telapak
kanannya terbuka dan terdapat seekor burung,tangan kirinya menggenggam
pedang)
Di tengah panggung seorang prajurit muda berusia 18 tahun, menyambut
penonton dengan senyumannya yang ramah,dia adalah Dalang untuk cerita ini.
Dalang : Selamat malam para hadirin dan selamat datang di dunia kami, sayang
sekali kalian tidak datang di saat yang tepat, saat kepakan burung hantu menghiasi langit
yang cerah, saat harumnya bunga-bunga menggelitik hidung kita atau saat mendengar
tawa ceria anak-anak di angkasa yang berebutan untuk melihat kembang api sihir yang
dapat bercengkerama dengan mereka. Iya iya benar ini di dunia sihir,ah tak percaya
bukan ? Ck..ck..ck...memang sangat disayangkan,tapi memang sudah lama sekat yang
membatasi dunia kalian dan dunia saya terbuka,keseimbangan rusak,keadaan kacau. Pasti
kalian bertanya-tanya mengapa bisa begitu,mari...mari saya tunjukkan tidak usah
ragu,jangan takut,selama bersama saya kalian akan aman karena saya tidak bisa
mati...tenang saja.
(melangkah mendekati patung yang sejak tadi disorot oleh lampu )
Dalang : Semua karena dia (menunjuk patung) yah sebetulnya juga bukan karena
patung ini tapi karena sosok yang dijadikan patung ini. Dia adalah Panglima Lionel,sosok
petarung yang gagah dan lawan yang tangguh,dia adalah penyihir yang dirawat oleh
manusia dan dia adalah penyihir pertama yang bertarung menggunakan pedang.
(berdiri di samping patung ) patung ini sudah berdiri sejak lama,dia menjadi saksi
berbagai macam peristiwa.Anak-anak yang tertawa dan bermain dengan riang
gembira,sepasang muda-mudi yang menjalin kasih semua kedamaian yang pernah ada di
dimensi ini.
(Muncul beberapa anak kecil yang bermain dan tertawa,berkejar-kejaran, lalu ada
sepasang kekasih yang berjalan sambil bersenda gurau)
menyenangkan..menenangkan...
Bahkan dia juga menjadi saksi sejarah penting ketika sepasang kekasih mengikrarkan
janji mereka di depan patung ini
(melihat tokoh Andin dan Samuel yang memunggungi penonton dan berpegangan
tangan)
Ada kenyataan yang tidak diketahui oleh siapapun yang ada di dimensi ini,kenyataan
buruk yang sll disembunyikan. Lionel yang pernah mengalami patah cinta mengeluarkan
kutukannya,bahwa siapapun yang mengikrarkan cinta mereka di depan patungnya maka
mereka akan terkena bencana dan bencana kali ini sangat mengerikan.
Kutukan Lionel menyeret kedua dimensi dalam peperangan,ya keadaan yang damai ini
berubah. Peperangan dimulai,kekacauan datang tanpa diaba-aba.
(melihat bala tentara muncul dari sisi kiri dan kanan panggung mengejar anak-
anak yang bermain,pasangan kekasih yang mengobrol dan mereka memisahkan
tokoh Andin dan Samuel sampai menghilang ke balik panggung)
Dalang masih berdiri tenang dan melihat seorang prajurit muncul membawa
pedang
Prajurit : Sedang apa kamu di sini?
Dalang : Aku harus memberi sambutan pada para penonton,kasihan kan
mereka jauh-jauh menyempatkan waktu untuk datang masa kita diamkan saja. Itu
namanya tidak sopan.
Prajurit : Oh maaf kalau begitu, salam kenal saya prajurit dari kesatuan penyihir. Mohon
maaf kami tidak bisa menyediakan snack utk kalian. (membungkuk sopan kemudian
teringat dengan misinya)
Hei pintar juga kau bisa membuatku lengah
Dalang : (menggumam) memang aku pintar makanya dipilih jadi Dalang,ahli
memutar balikkan pikiran orang..
Prajurit : Ah..ah..kau tadi berkata apa? Berkata apa? Dasar. Apanya yang
memberi sambutan pada mereka.Lagipula ini perang bukan tontonan kau hendak
membunuh mereka semua ?
Prajurit : Hush...hush...ayo pulang sana pulang...
Dalang : Loh..loh..loh..kau kira mereka itu ayam atau bebek,mengusir
mereka seperti itu caranya...lagipula kenapa tidak boleh ? Bukankah semakin berbahaya
justeru semakin menarik untuk ditonton, buktinya korban bencana alam saja menjadi
tontonan lalu kenapa peperangan yang dibuat oleh manusia tidak boleh menjadi tontonan
?
Prajurit : (emosi) Diperingatkan mala bantah,mau aku bunuh ?
Dalang : Heits maaf selama menjadi narator aku tidak bisa dibunuh. Lebih baik
kamu balik sana,kasihan mereka menunggu lama lanjutan dari cerita ini
Prajurit : (menahan kesal) awas kamu,kalau bertemu lagi kubunuh kau.
(prajurit kembali ke belakang panggung)
Dalang : Maaf..gangguan terdapat pada cerita ini bukan pada anda...haha
tidak lucu? Baiklah karena saya disini sebagai dalang bukan pelawak. Akan saya
lanjutkan...karena peperangan telah berlangsung tujuh tahun lamanya akhirnya ada
sekelompok anak muda yang menginginkan perdamaian maka diutuslah Andin,tokoh
utama wanita kita yang memiliki keahlian bertarung melebihi kaum adam, bersama
dengan Adna,sahabat sekaligus rekannya.
Maka cerita dimulai.....
07 4114 011
PENULISAN NASKAH DRAMA
TEKS AKHIR PENULISAN NASKAH DRAMA
Ketika Kedamaian Menghilang
(Di Persimpangan Kehidupan)
I
( Di tengah panggung tampak patung berwujud pria dengan tubuh besar,telapak
kanannya terbuka dan terdapat seekor burung,tangan kirinya menggenggam
pedang)
Di tengah panggung seorang prajurit muda berusia 18 tahun, menyambut
penonton dengan senyumannya yang ramah,dia adalah Dalang untuk cerita ini.
Dalang : Selamat malam para hadirin dan selamat datang di dunia kami, sayang
sekali kalian tidak datang di saat yang tepat, saat kepakan burung hantu menghiasi langit
yang cerah, saat harumnya bunga-bunga menggelitik hidung kita atau saat mendengar
tawa ceria anak-anak di angkasa yang berebutan untuk melihat kembang api sihir yang
dapat bercengkerama dengan mereka. Iya iya benar ini di dunia sihir,ah tak percaya
bukan ? Ck..ck..ck...memang sangat disayangkan,tapi memang sudah lama sekat yang
membatasi dunia kalian dan dunia saya terbuka,keseimbangan rusak,keadaan kacau. Pasti
kalian bertanya-tanya mengapa bisa begitu,mari...mari saya tunjukkan tidak usah
ragu,jangan takut,selama bersama saya kalian akan aman karena saya tidak bisa
mati...tenang saja.
(melangkah mendekati patung yang sejak tadi disorot oleh lampu )
Dalang : Semua karena dia (menunjuk patung) yah sebetulnya juga bukan karena
patung ini tapi karena sosok yang dijadikan patung ini. Dia adalah Panglima Lionel,sosok
petarung yang gagah dan lawan yang tangguh,dia adalah penyihir yang dirawat oleh
manusia dan dia adalah penyihir pertama yang bertarung menggunakan pedang.
(berdiri di samping patung ) patung ini sudah berdiri sejak lama,dia menjadi saksi
berbagai macam peristiwa.Anak-anak yang tertawa dan bermain dengan riang
gembira,sepasang muda-mudi yang menjalin kasih semua kedamaian yang pernah ada di
dimensi ini.
(Muncul beberapa anak kecil yang bermain dan tertawa,berkejar-kejaran, lalu ada
sepasang kekasih yang berjalan sambil bersenda gurau)
menyenangkan..menenangkan...
Bahkan dia juga menjadi saksi sejarah penting ketika sepasang kekasih mengikrarkan
janji mereka di depan patung ini
(melihat tokoh Andin dan Samuel yang memunggungi penonton dan berpegangan
tangan)
Ada kenyataan yang tidak diketahui oleh siapapun yang ada di dimensi ini,kenyataan
buruk yang sll disembunyikan. Lionel yang pernah mengalami patah cinta mengeluarkan
kutukannya,bahwa siapapun yang mengikrarkan cinta mereka di depan patungnya maka
mereka akan terkena bencana dan bencana kali ini sangat mengerikan.
Kutukan Lionel menyeret kedua dimensi dalam peperangan,ya keadaan yang damai ini
berubah. Peperangan dimulai,kekacauan datang tanpa diaba-aba.
(melihat bala tentara muncul dari sisi kiri dan kanan panggung mengejar anak-
anak yang bermain,pasangan kekasih yang mengobrol dan mereka memisahkan
tokoh Andin dan Samuel sampai menghilang ke balik panggung)
Dalang masih berdiri tenang dan melihat seorang prajurit muncul membawa
pedang
Prajurit : Sedang apa kamu di sini?
Dalang : Aku harus memberi sambutan pada para penonton,kasihan kan
mereka jauh-jauh menyempatkan waktu untuk datang masa kita diamkan saja. Itu
namanya tidak sopan.
Prajurit : Oh maaf kalau begitu, salam kenal saya prajurit dari kesatuan penyihir. Mohon
maaf kami tidak bisa menyediakan snack utk kalian. (membungkuk sopan kemudian
teringat dengan misinya)
Hei pintar juga kau bisa membuatku lengah
Dalang : (menggumam) memang aku pintar makanya dipilih jadi Dalang,ahli
memutar balikkan pikiran orang..
Prajurit : Ah..ah..kau tadi berkata apa? Berkata apa? Dasar. Apanya yang
memberi sambutan pada mereka.Lagipula ini perang bukan tontonan kau hendak
membunuh mereka semua ?
Prajurit : Hush...hush...ayo pulang sana pulang...
Dalang : Loh..loh..loh..kau kira mereka itu ayam atau bebek,mengusir
mereka seperti itu caranya...lagipula kenapa tidak boleh ? Bukankah semakin berbahaya
justeru semakin menarik untuk ditonton, buktinya korban bencana alam saja menjadi
tontonan lalu kenapa peperangan yang dibuat oleh manusia tidak boleh menjadi tontonan
?
Prajurit : (emosi) Diperingatkan mala bantah,mau aku bunuh ?
Dalang : Heits maaf selama menjadi narator aku tidak bisa dibunuh. Lebih baik
kamu balik sana,kasihan mereka menunggu lama lanjutan dari cerita ini
Prajurit : (menahan kesal) awas kamu,kalau bertemu lagi kubunuh kau.
(prajurit kembali ke belakang panggung)
Dalang : Maaf..gangguan terdapat pada cerita ini bukan pada anda...haha
tidak lucu? Baiklah karena saya disini sebagai dalang bukan pelawak. Akan saya
lanjutkan...karena peperangan telah berlangsung tujuh tahun lamanya akhirnya ada
sekelompok anak muda yang menginginkan perdamaian maka diutuslah Andin,tokoh
utama wanita kita yang memiliki keahlian bertarung melebihi kaum adam, bersama
dengan Adna,sahabat sekaligus rekannya.
Maka cerita dimulai.....
Langganan:
Postingan (Atom)