Jumat, 09 September 2016

upload...upload...

wuih baru sadar aku udah buat 3 short movie yang amatir sumpah hahaha....tinggal ijin ke anak-anak

boleh di upload atau ngga hehehe...yang bikin kecewa video terakhir yang buat lomba musical sih.

Drama musical pertama yang aku buat dan salah take,kostum dan setting belum sempurna jadi

kecewa juga sih....cuma tak apalah semoga bisa buat lagi.

alamt linknya menyusul ya ^_^

Kamis, 12 Mei 2016

DEMAM

Ternyata saya bisa demam....setelah bertahan eh akhirnya ambruk juga sediiiiiihhhh T_T


setelh mendapat kabel posting beberapa hal ah hahahaha walau stress tetep mencyukuri hidup ya

Rabu, 02 Maret 2016

Semar Gugat

tanggal 9 aku diajak nonton Semar Gugat nya Teater Koma jadi gak sabar. Pertama aku baca tuh

naskah untuk tugas kuliah trus tertarik dan jadi penasaran deh.

Tadi juga liat proses latihan takarazuka....makin kagum sama orang teater ckckckck

FUFUFUFU

Jaman gini minta kode-kodean emang situ ngecengin detektif ? pembuat teka-teki silang ?

from me

naskah drama final part

III

Hari berganti menjadi pagi hari,sebelum matahari terbit Andin dan Adna

melanjutkan perjalanannya dan mereka sampai di tepian sungai tak jauh dari

markas rahasia pemerintah

Andin : Lihat kita semakin dekat dengan markas mereka

Terlihat papan petunjuk arah dan tulisan “Selamat Datang di Markas Rahasia 

Kementerian”

Dalang : (ikut bergabung) Apanya yang rahasia ? Tulisan sebesar itu

Prajurit : (muncul di samping Dalang) Mengapa kalian bergaya seperti membaca

tulisan dari jauh ? Aku saja bisa menyentuhnya.

Adna : Kalian datang untuk menganggu atau membantu jalannya cerita ini ?

Dalang : hu...begitu saja marah..

Adna : Jadi kau tetap mengantar surat itu ?

Andin : (menatap lurus ke papa petunjuk ) Tentu saja,sebentar lagi kita akan sampai di

markas rahasia kementerian. Sebentar lagi akan ada tindakan untuk menuju perdamaian

yang selama ini kita cita-citakan. (menoleh menatap Adna yang berdiri tak jauh darinya)

Setengah hari perjalanan dan kita akan menyelesaikan misi kita.

Adna : Begitu ya? Berarti sebentar lagi kita akan menyelesaikan misi ini dan ada

kemungkinan perang ini selesai

Andin : Begitulah. Sekarang kita tidak usah istirahat,kita tetap teruskan perjalanan saja.

Semakin cepat semakin baik, di tempat terbuka seperti ini akan lebih mudah

mengalahkan lawan.

Adna : (tidak bergerak dari tempatnya,mencabut pedang dan mengarahkan pada Andin) 

Tidak perlu tergesa-gesa,padahal aku menyukai keadaan ini.

Andin : (terkejut) apa maksud pedangmu itu? Mengapa kau mengarahkannya

padaku?Ada apa Adna?

Adna : Tidak ada apa-apa sungguh semua baik-baik saja Andin, hanya saja selama ini

aku selalu mendengarkanmu dan sekarang aku minta supaya kamu yang mendengarkan

aku. Aku terlanjur menyukai keadaan ini,bukankah kau juga menyukainya ? Kau selalu

menanti pelajaran strategi dengan tidak sabar, kau selalu menyeretku ke dalam

bahaya,kau selalu bersemangat saat kita harus bertempur. Sekarang impianmu

terwujud,kau seharusnya senang

Andin : Kau gila Adna,apakah pikiranmu sudah kacau? Apa maksud perkataanmu ?

Adna : Aduh Andin sayang (geleng2 kepala dengan tawa ringan) apakah kau tidak sadar

juga ? Aku menyukai keadaan ini,bukankah ini keadaan yang kau nanti-nantikan ?

Bukankah sejak dulu kau selalu berkata (mengubah menjadi suara anak perempuan) 

‘Adna,coba kalau kita terjun ke pertempuran yang sesungguhnya’,atau ‘Adna tadi aku

berhasil mengalahkan kakak kelas lho.’

Andin : Tapi aku tidak bersungguh-bersungguh, ya maksudku tidak dalam arti

sesungguhnya. Bukan saat ini....ah ayolah Adna,jangan bergurau terus.

Dalang : Ck..ck...hati-hatilah jika berharap nak,karena sekecil apapun permintaanmu

kalau diucapkan sungguh-sungguh akan terkabul

Adna : Nah...nah dengarkan dalang itu,itu benar.Lagipula apa aku tampak seperti sedang

bercanda sayang ? Aku selama ini sudah berpikir kalau memang tiba saatnya kita akan

berpisah. Aku masih bertahan karena kau sahabatku, ya setidaknya aku enggan

membunuhmu saat ini.Karena itu sebaiknya kau bergabung denganku,kau akan bertemu

dengan orang yang mengetahui rahasia masa lalumu.

(Andin tampak bingung,ia masih shock mendengar pengakuan Adna,ia hanya 

berdiri diam dan sesekali ia tampak ingin melangkah maju,apalagi mendengar soal 

masa lalunya sudah membuatnya maju satu langkah)

Andin : (dengan suara gemetar,masih tidak percaya) Sejak kapan...sejak kapan kau

merencanakan semua ini ?

Adna : Sejak kau merebut kepopuleranku. Sejak kau merebut seluruh perhatian orang-

orang,merebut jabatanku dan ketika kau berhasil mengalahkanku. Aku membenci semua

hal tentangmu...tapi aku harus bersahabat denganmu atau Paul akan curiga.

Andin : (terkejut)Apa hubunganmu dengan Paul ? Tunggu apakah kau yang

membunuhnya?

Adna : (tertawa keras) Kamu lucu...dia itu memang sudah terbunuh,sudah mati. Mana

bisa dibunuh lagi....tapi memang aku yang menghancurkannya saat penyerangan di

Orlando,dia mengetahui pengkhianatanku.

Andin : (berbisik tidak percaya) Adna...kau....kenapa kau melakukan hal itu? Dia..dia

adalah sahabat kita...

Adna : (tertawa geli) Dalam peperangan hal seperti itu wajar. Semua perbuatan akan

dimaklumkan,apakah kau tidak tahu itu ? Ah...sudahlah sekarang...ayo bergabung

denganku. (mengulurkan tangan)

Andin : (mencabut pedangnya) Maaf Adna,lebih baik kau membunuhku daripada aku

berkhianat.

Terjadi pertempuran sengit dan Andin kalah,ia terkena serangan Adna. Saat 

hendak dibunuh seseorang menyelamatkannya dan mereka menghilang.

Seorang pemuda muncul di tengah panggung,tampan namun tatapannya datar 

tanpa memancarkan emosi

Dalang : Kamu ngapain di sini? Kamu gak ada giliran tampil

Pemuda (Samuel)  : Tadi di awal-awal babak namaku disebut

Dalang : Iya tapi kamu gak ada giliran

Pemuda (Samuel) : Yah...tapi aku mau main...

Dalang : Prajurit

Prajurit : Yes Dalang,wah kamu mundur dulu. Nanti ada giliran untuk maju kok.

Pemuda (Samuel) : Janji ya.

(Prajurit berhasil mendorong pemuda tersebut keluar panggung,kemudian balik ke 

panggung menemani Dalang)

Dalang : Yah...memang Andin kalah tetapi ia memilij jalan yang dianggapnya benar

walaupun harus mennghadapi orang-orang yang pernah hadir dalam hidupnya. Andin

akhirnya bergabung dengan Ryan,orang yang menyelamatkannya yang ternyata adalah

saudaranya, kemudian Shadow muncul siap membaktikan diri.

Di sisi lain Adna bergabung dengan Samuel,mantan kekasih Andin yang amnesia dan

Victor,ayah Andin.

Prajurit : Memang begini perang,keadaan yang menipu dan membuat lelah mental.

Keadaan berubah,lawan menjadi kawan,kawan menjadi lawan. Musuhmu bisa jadi

saudaramu,kekasihmu atau orang terdekatmu yang lain. Saat seperti itu kau akan

dihadapkan pada pilihan jalan....

Dalang : (memotong) intinya jangan sampai ada perang deh,jangan lama-lama nanti

penontonnya pada pulang.

Prajurit : Baiklah kalau begitu. Lalu mengenai saya, nanti saya akan tewas dalam

pertempuran

Dalang : Saya akan tewas juga kalau dikehendaki pengarang. Kami mengucapkan terima

kasih,selamat malam,ciptakan perdamaian selalu.

naskah drama part 2

II

(Andin dan Adna memasuki panggung dengan membawa pedang,sedangkan 

belatinya di selipkan di pinggang,langkah mereka berhenti di dekat sungai)

Adna : Kita istirahat di sini saja,besok pagi kita lanjutkan perjalanan lagi.(meletakkan 

pedang di sisinya dan melepas mantelnya)

Andin : (membuka peta) Setelah melewati hutan dan menyeberangi sungai kita akan

sampai di markas rahasia pemerintah dan selesailah tugas kita. Tapi apakah dengan

sampainya surat ini perdamaian akan benar-benar terwujud? Bagaimanapun perang ini

telah berlangsung selama tujuh tahun,pasti akan sulit menghentikannya. Adna,bagaimana

pendapatmu (menoleh dan melihat sahabatnya sibuk membuka bekal) Adna ! (berseru 

jengkel dan gemas),kau ini diajak diskusi malah sibuk sendiri.

Adna : (melihat Andin dengan tatapan polos ) Aku lapar dan lelah, otakku ini sudah

mulai berhenti untuk berpikir, jangan kau bebani dengan kekhawatiranmu itu. Masalah

usaha perdamaian sudah diatur oleh yang diatas,kita hanya bertugas menyerahkan surat

ini. Sesuatu yang mudah jangan kau persulit,nanti kau susah untuk mengatasi hal mudah

itu karena kau terus berpikir yang justeru bisa mempersulitnya.

Andin : (melihat Adna dan duduk di sampingnya,pedangnya tetap dalam genggamannya 

) Kau tampak santai sekali, tidakkan kau menyadari kalau misi kita kali ini menentukan

segalanya. Bahkan ada kemungkinan musuh mengetahui rencana kita dan sedang bersiap-

siap untuk menyergap kita,apa kau tidak mengkhawatirkan hal itu ?

Adna : (berhasil membuka ikatan kain dan mengambil sepotong sandwich kemudian 

menawarkannya pada Andin ) Kita bukan orang baru dalam hal ini, bukankah kita berdua

andalan Orlando Academy ? Akademi militer terkemuka di dimensi sihir yang

mengijinkan murid-muridnya untuk membawa pedang,tempat dimana mendidik murid-

muridnya untuk menghadapi pertempuran....sekolah yang....

Andin : (memotong dengan cepat dan mengambil sandwich yg ditawarkan) iya iya aku

tahu aku tahu. Hanya saja aku heran dengan sikap tenangmu..apakah keadaan ini yang

membuatmu bisa bersikap tenang ?

Adna : Mungkin saja begitu. Terkadang bila kita di hadapkan pada keadaan yang tidak

kita inginkan mau tidak mau kita harus menjadi lebih dewasa dari sebelumnya.

Andin : Dan menjadi lebih cerewet dari sebelumnya. Jangan terlalu berteori,kau

mengambil pekerjaan dalang kalau begitu.

Adna : (protes) Andin aneh. Dibecandain ngomel,ditanggap serius malah protes. Ya

sudah malam ini kita bergantian jaganya sekarang kamu tidur saja, aku akan berjaga-jaga

sekarang.

Andin : Selamat malam Adna,selamat malam dalang,selamat malam para

penonton..selamat tidur.(hening)...Adna,apakah kita akan menemui kedamaian?

Adna : (hanya diam tanpa menjawab) (tak berapa lama terdengar dengkuran Andin)

Selamat tidur sahabatku.


Naskah Drama hasil tugas kuliah

vE. ADINDA PROBORINI

07 4114 011

PENULISAN NASKAH DRAMA

TEKS AKHIR PENULISAN NASKAH DRAMA

                                                 Ketika Kedamaian Menghilang

(Di Persimpangan Kehidupan)

I

( Di tengah panggung tampak patung berwujud pria dengan tubuh besar,telapak 

kanannya terbuka dan terdapat seekor burung,tangan kirinya menggenggam 

pedang)

Di tengah panggung seorang  prajurit muda berusia 18 tahun, menyambut 

penonton dengan senyumannya yang ramah,dia adalah Dalang untuk cerita ini.

Dalang : Selamat malam para hadirin dan selamat datang di dunia kami, sayang

sekali kalian tidak datang di saat yang tepat, saat kepakan burung hantu menghiasi langit

yang cerah, saat harumnya bunga-bunga menggelitik hidung kita atau saat mendengar

tawa ceria anak-anak di angkasa yang berebutan untuk melihat kembang api sihir yang

dapat bercengkerama dengan mereka. Iya iya benar ini di dunia sihir,ah tak percaya

bukan ? Ck..ck..ck...memang sangat disayangkan,tapi memang sudah lama sekat yang

membatasi dunia kalian dan dunia saya terbuka,keseimbangan rusak,keadaan kacau. Pasti

kalian bertanya-tanya mengapa bisa begitu,mari...mari saya tunjukkan tidak usah

ragu,jangan takut,selama bersama saya kalian akan aman karena saya tidak bisa

mati...tenang saja.

(melangkah mendekati patung yang sejak tadi disorot oleh lampu )

Dalang : Semua karena dia (menunjuk patung) yah sebetulnya juga bukan karena

patung ini tapi karena sosok yang dijadikan patung ini. Dia adalah Panglima Lionel,sosok

petarung yang gagah dan lawan yang tangguh,dia adalah penyihir yang dirawat oleh

manusia dan dia adalah penyihir pertama yang bertarung menggunakan pedang.

(berdiri di samping patung ) patung ini sudah berdiri sejak lama,dia menjadi saksi

berbagai macam peristiwa.Anak-anak yang tertawa dan bermain dengan riang

gembira,sepasang muda-mudi yang menjalin kasih semua kedamaian yang pernah ada di

dimensi ini.

(Muncul beberapa anak kecil yang bermain dan tertawa,berkejar-kejaran, lalu ada 

sepasang kekasih yang berjalan sambil bersenda gurau)

menyenangkan..menenangkan...

Bahkan dia juga menjadi saksi sejarah penting ketika sepasang kekasih mengikrarkan

janji mereka di depan patung ini

(melihat tokoh Andin dan Samuel yang memunggungi penonton dan berpegangan 

tangan)

Ada kenyataan yang tidak diketahui oleh siapapun yang ada di dimensi ini,kenyataan

buruk yang sll disembunyikan. Lionel yang pernah mengalami patah cinta mengeluarkan

kutukannya,bahwa siapapun yang mengikrarkan cinta mereka di depan patungnya maka

mereka akan terkena bencana dan bencana kali ini sangat mengerikan.

Kutukan Lionel menyeret kedua dimensi dalam peperangan,ya keadaan yang damai ini

berubah. Peperangan dimulai,kekacauan datang tanpa diaba-aba.

(melihat bala tentara muncul dari sisi kiri dan kanan panggung mengejar anak-

anak yang bermain,pasangan kekasih yang mengobrol dan mereka memisahkan 

tokoh Andin dan Samuel sampai menghilang ke balik panggung)

Dalang masih berdiri tenang dan melihat seorang prajurit muncul membawa 

pedang 

Prajurit : Sedang apa kamu di sini?

Dalang   : Aku harus memberi sambutan pada para penonton,kasihan kan

mereka jauh-jauh menyempatkan waktu untuk datang masa kita diamkan saja. Itu

namanya tidak sopan.

Prajurit : Oh maaf kalau begitu, salam kenal saya prajurit dari kesatuan penyihir. Mohon

maaf kami tidak bisa menyediakan snack utk kalian. (membungkuk sopan kemudian 

teringat dengan misinya)

Hei pintar juga kau bisa membuatku lengah

Dalang : (menggumam)  memang aku pintar makanya dipilih jadi Dalang,ahli

memutar balikkan pikiran orang..

Prajurit : Ah..ah..kau tadi berkata apa? Berkata apa? Dasar. Apanya yang

memberi sambutan pada mereka.Lagipula ini perang bukan tontonan kau hendak

membunuh mereka semua ?

Prajurit : Hush...hush...ayo pulang sana pulang...

Dalang  : Loh..loh..loh..kau kira mereka itu ayam atau bebek,mengusir

mereka seperti itu caranya...lagipula kenapa tidak boleh ? Bukankah semakin berbahaya

justeru semakin menarik untuk ditonton, buktinya korban bencana alam saja menjadi

tontonan lalu kenapa peperangan yang dibuat oleh manusia tidak boleh menjadi tontonan

?

Prajurit : (emosi) Diperingatkan mala bantah,mau aku bunuh ?

Dalang : Heits maaf selama menjadi narator aku tidak bisa dibunuh. Lebih baik

kamu balik sana,kasihan mereka menunggu lama lanjutan dari cerita ini

Prajurit : (menahan kesal) awas kamu,kalau bertemu lagi kubunuh kau.

(prajurit kembali ke belakang panggung)

Dalang : Maaf..gangguan terdapat pada cerita ini bukan pada anda...haha

tidak lucu? Baiklah karena saya disini sebagai dalang bukan pelawak. Akan saya

lanjutkan...karena peperangan telah berlangsung tujuh tahun lamanya akhirnya ada

sekelompok anak muda yang menginginkan perdamaian maka diutuslah Andin,tokoh

utama wanita kita yang memiliki keahlian bertarung melebihi kaum adam, bersama

dengan Adna,sahabat sekaligus rekannya.

Maka cerita dimulai.....