Rabu, 02 Maret 2016

Naskah Drama hasil tugas kuliah

vE. ADINDA PROBORINI

07 4114 011

PENULISAN NASKAH DRAMA

TEKS AKHIR PENULISAN NASKAH DRAMA

                                                 Ketika Kedamaian Menghilang

(Di Persimpangan Kehidupan)

I

( Di tengah panggung tampak patung berwujud pria dengan tubuh besar,telapak 

kanannya terbuka dan terdapat seekor burung,tangan kirinya menggenggam 

pedang)

Di tengah panggung seorang  prajurit muda berusia 18 tahun, menyambut 

penonton dengan senyumannya yang ramah,dia adalah Dalang untuk cerita ini.

Dalang : Selamat malam para hadirin dan selamat datang di dunia kami, sayang

sekali kalian tidak datang di saat yang tepat, saat kepakan burung hantu menghiasi langit

yang cerah, saat harumnya bunga-bunga menggelitik hidung kita atau saat mendengar

tawa ceria anak-anak di angkasa yang berebutan untuk melihat kembang api sihir yang

dapat bercengkerama dengan mereka. Iya iya benar ini di dunia sihir,ah tak percaya

bukan ? Ck..ck..ck...memang sangat disayangkan,tapi memang sudah lama sekat yang

membatasi dunia kalian dan dunia saya terbuka,keseimbangan rusak,keadaan kacau. Pasti

kalian bertanya-tanya mengapa bisa begitu,mari...mari saya tunjukkan tidak usah

ragu,jangan takut,selama bersama saya kalian akan aman karena saya tidak bisa

mati...tenang saja.

(melangkah mendekati patung yang sejak tadi disorot oleh lampu )

Dalang : Semua karena dia (menunjuk patung) yah sebetulnya juga bukan karena

patung ini tapi karena sosok yang dijadikan patung ini. Dia adalah Panglima Lionel,sosok

petarung yang gagah dan lawan yang tangguh,dia adalah penyihir yang dirawat oleh

manusia dan dia adalah penyihir pertama yang bertarung menggunakan pedang.

(berdiri di samping patung ) patung ini sudah berdiri sejak lama,dia menjadi saksi

berbagai macam peristiwa.Anak-anak yang tertawa dan bermain dengan riang

gembira,sepasang muda-mudi yang menjalin kasih semua kedamaian yang pernah ada di

dimensi ini.

(Muncul beberapa anak kecil yang bermain dan tertawa,berkejar-kejaran, lalu ada 

sepasang kekasih yang berjalan sambil bersenda gurau)

menyenangkan..menenangkan...

Bahkan dia juga menjadi saksi sejarah penting ketika sepasang kekasih mengikrarkan

janji mereka di depan patung ini

(melihat tokoh Andin dan Samuel yang memunggungi penonton dan berpegangan 

tangan)

Ada kenyataan yang tidak diketahui oleh siapapun yang ada di dimensi ini,kenyataan

buruk yang sll disembunyikan. Lionel yang pernah mengalami patah cinta mengeluarkan

kutukannya,bahwa siapapun yang mengikrarkan cinta mereka di depan patungnya maka

mereka akan terkena bencana dan bencana kali ini sangat mengerikan.

Kutukan Lionel menyeret kedua dimensi dalam peperangan,ya keadaan yang damai ini

berubah. Peperangan dimulai,kekacauan datang tanpa diaba-aba.

(melihat bala tentara muncul dari sisi kiri dan kanan panggung mengejar anak-

anak yang bermain,pasangan kekasih yang mengobrol dan mereka memisahkan 

tokoh Andin dan Samuel sampai menghilang ke balik panggung)

Dalang masih berdiri tenang dan melihat seorang prajurit muncul membawa 

pedang 

Prajurit : Sedang apa kamu di sini?

Dalang   : Aku harus memberi sambutan pada para penonton,kasihan kan

mereka jauh-jauh menyempatkan waktu untuk datang masa kita diamkan saja. Itu

namanya tidak sopan.

Prajurit : Oh maaf kalau begitu, salam kenal saya prajurit dari kesatuan penyihir. Mohon

maaf kami tidak bisa menyediakan snack utk kalian. (membungkuk sopan kemudian 

teringat dengan misinya)

Hei pintar juga kau bisa membuatku lengah

Dalang : (menggumam)  memang aku pintar makanya dipilih jadi Dalang,ahli

memutar balikkan pikiran orang..

Prajurit : Ah..ah..kau tadi berkata apa? Berkata apa? Dasar. Apanya yang

memberi sambutan pada mereka.Lagipula ini perang bukan tontonan kau hendak

membunuh mereka semua ?

Prajurit : Hush...hush...ayo pulang sana pulang...

Dalang  : Loh..loh..loh..kau kira mereka itu ayam atau bebek,mengusir

mereka seperti itu caranya...lagipula kenapa tidak boleh ? Bukankah semakin berbahaya

justeru semakin menarik untuk ditonton, buktinya korban bencana alam saja menjadi

tontonan lalu kenapa peperangan yang dibuat oleh manusia tidak boleh menjadi tontonan

?

Prajurit : (emosi) Diperingatkan mala bantah,mau aku bunuh ?

Dalang : Heits maaf selama menjadi narator aku tidak bisa dibunuh. Lebih baik

kamu balik sana,kasihan mereka menunggu lama lanjutan dari cerita ini

Prajurit : (menahan kesal) awas kamu,kalau bertemu lagi kubunuh kau.

(prajurit kembali ke belakang panggung)

Dalang : Maaf..gangguan terdapat pada cerita ini bukan pada anda...haha

tidak lucu? Baiklah karena saya disini sebagai dalang bukan pelawak. Akan saya

lanjutkan...karena peperangan telah berlangsung tujuh tahun lamanya akhirnya ada

sekelompok anak muda yang menginginkan perdamaian maka diutuslah Andin,tokoh

utama wanita kita yang memiliki keahlian bertarung melebihi kaum adam, bersama

dengan Adna,sahabat sekaligus rekannya.

Maka cerita dimulai.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar